Selasa, 03 Oktober 2017

Review: SERIBU WAJAH AYAH KARYA AZHAR NURUN ALA

Judul Buku                    : Seribu Wajah Ayah
Penulis                           : Azhar Nurun Ala
Penyunting                     : Abdullah Ibnu Ahmad
Pengembangan Desain   : YS Gunawan
Cetakan II                      : Desember, 2015




Novel yang bertemakan ‘ayah’ yang selalu membuat saya tertarik, sebenarnya saya tidak terlalu yakin saat menyebutnya novel karena seperti kata si Penulis “Novel ini-bahkan awalnya saya ragu menyebutnya novel-barangkali hanyalah buah kontemplasi yang rasanya tak nyaman jika saya simpan sendiri”. Novel yang awalnya saya berfikir “novel ini kurang menarik dan sepertinya membosankan” dan ternyata saya salah besar, penilaian yang hanya berdasarkan ‘sampul’ . Tapi satu hal yang membuat pemikiran saya berubah, judul ‘SERIBU WAJAH AYAH’ mematahkan analisa saya bahwa buku ini tidak menarik, SERIBU WAJAH AYAH membuat saya bertanya-tanya “apa artinya?, apa maksudnya?” membuat saya penasaran dan sepertinya sangat menarik untuk saya ulas.

Sinopsis
“Tak banyak yang berubah disana. Letak jam dinding, lemari tua berbahan kayu jati yang sudah terlalu penuh oleh buku, foto ibumu ketika muda-ah iya, ia memang tak sempat tua. Di meja baca ayahmu, tergeletak sebuah benda berbentuk buku dengan sampul biru tua yang tidak terlalu tebal, usang, tapi tampak sangat terawat. Kamu, sebelumnya tak mengira bahwa itu adalah album foto”.
            Sejak kecil, salah satu kegemaranmu adalah melihat album foto berulang-ulang sampai kau hamper hafal semua foto didalamnya. Tapi, album foto ini seperti tidak pernah kamu lihat. Tak banyak gambar di dalamnya, hanya ada sepuluh. Dan hamper semua foto punya karakteristik yang sama:hanya ada kamu dan ayahmu di dalam foto itu. Hanya kalian berdua.
            Malam itu , kau dipaksa untuk menengok ke belakangsampai lehermu pegal. Kau dipaksa untuk bekejar-kejaran dengan waktu untuk memunguti potongan-potongan masa lalu. Ada sesal di sana, tentang budi yang tak sempat-dan memang tak akan pernah-terbalas.
            Seribu wajah ayah sekaipun yang kau kenang dan ratapi malam itu, tak ‘kan pernah mengembalikkannya.”

Novel yang menceritakan tentang seorang ayah yang mempunyai satu orang anak,  istri yang sudah meninggal setelah melahirkan sang anak. Sang anak yang melihat kenangan masa kecilnya melalui album foto yang berisi sepuluh lembar foto. Dan kejadian yang membuat dia bimbang antara menjaga ayahnya atau membuat keputusan atas kelanjutan pendidikan yang akan ditempuh di luar negeri.Novel unik yang menggunakan alur mundur dan menggunakan sepuluh lembar foto sebagai bahan cerita. Novel yang sangat mengharukan yang membuat saya menitikkan air mata, membuat saya merenungkan kembali arti ayah dalam hidup, tentang pengorbanan, dan kasih sayang seorang ayah. 

Membaca novel SERIBU WAJAH AYAH membuat saya sadar bahwa penyesalan selalu datang di akhir, sadar bahwa cinta seorang ayah adalah cinta tanpa syarat, cinta yang rela mengorbankan apapun untuk sang anak.Novel yang sangat memotivasi , memberikan banyak pelajaran serta kaidah-kaidah yang dapat dijadikan pelajaran. Meskipun kadang saya harus membaca dua kali untuk mengerti arti dari sebuah kalimat, karena novel ini berisi banyak kutipan-kutipan yang dapat membuat saya merenung sejenak.

Ibuku adalah ayahku
Ayah membesarkanku seorang diri
Seperti matahari
Ayah memberikan cahaya untukku

Sebuah kutipan yang cukup membekas dan membuat saya berfikir kembali,bukan hanya ibu yang dapat memberikan kehangatan cinta tapi ayah juga, sosoknya yang terlihat tegar tapi menyimpan kerapuhan yang tak pernah ia perlihatkan pada siapapun. Dan ayah pun bisa menjadi ibu.


Sebuah novel yang ringan yang cocok dibaca oleh semua umur, novel yang sangat inspiratif dan penuh motivasi, novel yang tidak akan membuat saya bosan untuk membacanya kembali karena banyak memberikan pelajaran dan dapat mengingatkan saya pada ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar